Selasa, 04 Januari 2011

profil tanah

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan-perubahan cara penggunaan atau pemakaian tanah serta intensitasnya, pada hakekatnya adalah bagian dari riwayat perkambangan kemajuan pertanian. Suatu uraian singkat dari perubahan ini akan menolong kita dalam menilai system-sistem dimana masa akan datang. Dizaman dahulu, diwaktu manusia masih belum lagi mengenal becocok tanam,maka untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, manusia mengumpulkan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan berburu binatang di hutan-hutan, dan menangkap ikan. Di Benua Asia bagian barat lebih kurang dari 10000 tahun yag lalu, manusia telah mengenal bercocok tanam, dan memelihara binatang di tanah-tanah yang subur di kelilingi perbukitan dan berhutan. Percobahan pola kehidupan dari masyarakat mengumpul makanan menjadi masyarakat penghasil makanan pada mulanya hanya bertujuan untuk memproduksi makanan untuk kebutuhan sendiri kira-kira 4000 tahun sebelum masehi di mulailah penggunaan jaringan irigasi pada dataran banjiran.
Dengan demikian manusia telah berhasil merobah sifat-sifat tanah itu dapat dirubah atau di atur sehingga serasi untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Pertanyaan yang selalu timbul adalah berapa banyakkah manusia masukan input mesti digunakan pada tanah tertentu untuk mampu memproduksikan hasil pertanian yang besar keuntungannya. Untuk itu pemahaman profil tanah sangat penting guna untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan tanaman berkaitan dengan tanah. Karena ada barbagai macam tanaman yang akan tumbuh dengan baik pada tanah yang tertentu (Bang Jhen, 2009).
1.2 Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah tentang Pengambilan tentang Profil Tanah yaitu untuk mengetahui lapisan atau horizon, tekstur serta warna tanah pada suatu daerah.
Kegunaan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah tentang Profil tanah agar mampu menentukan horizon, lapisan, tekstur dan warna tanah.














II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jenis Tanah
Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas. Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik. Jenis di Indoesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan hidup manusia. Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam/jenis-jenis tanahyang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (M. Isa Darmawijaya, 1990).
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah atau dingin. Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung. Tanah Mediteran/Tanah Kapur adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanah Gambut/tanah Organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera (M. Isa Darmawijaya, 1990).
2.2 Profil Tanah
Dalam rangka penelitian tanah, kadang-kadang diperlukan deskripsi (penyifatan) profil tanah. Dari pengamatan sifat-sifat tanah dilapangan serta disokong oleh hasil analisa contoh tanah di laboratorium yang diambil dari setiap horizon di dalam profil maka dapat di tentukan jenis tanahnya. Profil Tanah adalah irisan vertical tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah. Solum tanah penampang tanah dimulai dari horzon A hingga horizon B (Djoko Mulyanto, 2009.).
Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasa mempunyai ketebalan di bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berkar dangkal seperti padp, palawija dan sesayuran yang paling berperan adalah kedalaman di bawah 20 cm. oleh karena itu istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersedian hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya disebut lapisan olah. Namun bagi petanaman perkebunan dan kehutanan (Pepohonan) untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber hara dan air (Djoko Mulyanto, 2009.).
2.3 Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam klasifikasi tanah tingkat famili kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yan mencakup seluruh tanah. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih besar dari pasir. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butirnya lebuh halus maka setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Djoko Mulyanto, 2009.).
Tekstur tanah sangat penting kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisik, fisika-kimia dan kimia tanah. Sebagai contoh, besarnya lapangan pertukaran dari ion-ion di dalam tanah amat di tentukan oleh tekstur tanah. Jika beberapa contoh tanah di tetapkan atau di analisa di laboratorium, maka hasil selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukuranya yang berukuran klloid, sangat halus, halus, kasar dan kasar (Didys Site, 2009).
Partikel-partikel tanah ini telah di bagi kedalm group-group atau kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimia, warna, berat atau sifat lainya. Group partikel tanah ini di sebut pula separate tanah (soil separate). Analisa laboratorium dalam mana partikel-partikel tanah itu di pisahkan di namakan analisa mekanis. Dalam analisa ini di tetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Didys Site, 2009).
2.4 Struktur Tanah
Istilah struktur tanah digunakan untuk menyatakan komposisi fraksi pasir, debu dan liat. Akan tetapi apabila pertikel-pertikel ini tersusun menjadi aggregate-aggregat maka istilah strukturlah yang kita gunakan. Pada dasarnya yang dinamankan struktur tanah adalah penyusunan (arragement) partikel-pertikel tanah primer seperti pasir, debu dan liat membentuk aggregat-aggregat yang satu aggregate dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembaban, porositas, ketersediaannya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Satu contoh yang dapat dikemukakan tentang hubungan struktur tanah ini dengan produktifitas tanah adalah kasus yang terjadi pada tanah (black lands) di Albama yang mana kandungan liatnya cukup tingginya yakni 60% (Djoko Mulyanto, 2009.).
Menurut (Elisa, 2009) struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll. Deskripsi lapang susunan struktur tanah meliputi
1. Tipe yang menujukan bentuk dan susunan ped.
2. Kelas menujukan ukuran ped dan.
3. Gradasi yang menujukan ketentuan perihal ped.
Ped tanah di klasifikasikan berdasarkan misalnya bulat, lempeng, balok atau prisma. Empat bentuk dasar ini menyusun 7 tipe yang telah di kenal seperti tercantum pada suatu deskripsi singkat dengan horizon. Gradasi dari struktur merupakan derajat agregasi atau perkembanagan struktur, hala ini menunjukan perbedaan di atara kohesi dalam ped dan adhesi antara ped suatu gradasi di tentukan di lapangan terutama oleh ketahanan ped dan bukan ped, yang berakibat jika ped di pindahkan atau di hancurkan perlahan-lahan gradasi dari struktur bervariasi sesuai dengan kelembaban tanah yang baik dengan cenderung lebih kuat seperti tanah kering (Bang jhen, 2009).
2.5 Warna Tanah
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa factor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbadaan kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap. Di lapisan bawah, diman kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat (Djoko Mulyanto, 2009.).
Warna tanah merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna tanah yang nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran langsung dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur dengan teliti misalnya seperti drainase. Jadi warna tanah bila digunakan dengan ciri-ciri lainnya berguna dalam pembentukan sebagian besar kesimpulan yang penting dengan memperhatikan pembentukan tanah dan penggunaan lahan (Bang jhen, 2009).
Menurut Djoko Mulyanto (2009), warna merah khususnya tingkat pemerahan tanah, terkait erat dengan sifat-sifat kimia tanah yang lain. Sehingga dapat diketahui keeratan hubungan antara tingkat pemerahan (redness rating) (RR T-D) tanah dengan oksida-oksida Fe, Mn serta bahan organik zat pewarna, maupun terhadap sifat-sifat kimia tanah tersebut. Warna kuning disebabkan oksidbesi. Warna kuning dalam horizon lebih dalam biasanya menunjukkan iklim yang lebih lembab. Di daerah yang lembab dan hampir selalu berwarna lebih banyak dijumpai tanah-tanah berwarna kuning dari pada berwarna merah. Warna kelabu dan keputih-putihan dalam tanah disebabkan berbagai bahan, terutama kuarsa, kaolin dan mineral-mineral lempung, karbonat Ca dan Mg, gips, macam-macam garam dan senyawa ferro. Tanah-tanah yang kaya akan senyawa-senyawa ini mendekati warna biru. Tanah yang sangat kelabu menandakan lapisan dan gejala gleisari, dalam mana Fe berbentuk ferro










III. METODE PENGAMATAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah tentang Pengamatan Profil Tanah dilaksanakan di Daerah Penghijauan STQ, Kecamatan Palu Timur, Kabupaten Kota Palu, Propinsi Sulawesi Tengah dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 Januari 2010 pukul 09.30 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah tentang Pengamatan Profil Tanah yaitu buku Munsell Soil Color Chart dan alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Dasar-Dasar ilmu Tanah ini adalah tanah yang diamati dan aquades.
3.3 Cara Pengamatan
Cara pengamatan yaitu pertama melihat atau mengamati lapisan atau horizon-horizon tanah. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah dengan tujuan agar tanah yang diamati jelas. Kemudian mengamati warna tanah dengan sampel tanah yang diamati dicocokan warna tanahnya dengan klasifikasi warna tanah baku yang ada di buku Munsell Soil Color Chart. Setelah itu mengamati tekstur tanah dengan membasahi tanah kemudian merasakannya dengan cara menggosok-gosokan tanah yang sudah basah dengan ibu jari dan telunjuk kemudian mencatat hasilnya.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman mengenai Hama Gudang yaitu sebagai berikut :






Foto 1. propil tanah
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan profil tanah terlihat jelas bahwa jenis tanah di STQ adalah tanah Alluvial (Tanah endapan), karena tanah tersebut terbentuk akibat penimbunan sehingga terlihat jelas lapisan-lapisan tanah. Pada lapisan pertama tanah berwarna coklat kehitaman yaitu tanah tersebut banyak mengandung bahan organik sehingga sangat cocok untuk dibudidayakan suatu tanaman. Lapisan kedua berwarna kuning kemerahan yaitu tanah tersebut banyak mengandung oksidbesi yang tercampur bahan organik. Lapisan ketiga berwarna putih keabu-abuan yaitu tanah tersebut terjadi karena pengaruh bahan induk. Lapisan keempat putih keabu-an yaitu terdapat pasir-pasir halus. Lapisan kelima terdapat bahan induk yaitu batu-batuan ukuran sedang dan besar dan lapisan tanah yang paling bawah yaitu terdapat pasir-pasir halus (Anna K. Pairunan Yulius ddk, 1986).
Tekstur tanah di STQ yaitu kelas tekstur tanah agak kasar (Lempung berpasir) artinya tanah tersebut mengandung pasir, debu dan lempung sehingga tanah tersebut sangat mudah hancur dan cocok untuk bahan dasar bangunan.
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian (Didys Site, 2009).
Warna merah menunjukkan tanah–tanah yang telah lanjut mengalami perkembangan atau relatif mengalami perkembangan yang intensif, misalnya tanah latosol. Temperatur mempertinggi intensitas pembentukan tanah, karna itu di daerah tropika banyak terdapat tanah berwarna merah (M. Isa Darmawijaya, 1990).
Warna kuning disebabkan oksidbesi. Warna kuning dalam horizon lebih dalam biasanya menunjukkan iklim yang lebih lembab. Di daerah yang lembab dan hampir selalu berwarna lebih banyak dijumpai tanah-tanah berwarna kuning dari pada berwarna merah. Oksidbesi memberi warna antara kuning dan merah kepada tanah, sehingga tanah berwarna coklat berarti banyak mengandung oksidbesi yang tercampur bahan organik (Didys Site, 2009).
Warna kelabu dan keputih-putihan dalam tanah disebabkan berbagai bahan, terutama kuarsa, kaolin dan mineral-mineral lempung, karbonat Ca dan Mg, gips, macam-macam garam dan senyawa ferro. Tanah-tanah yang kaya akan senyawa-senyawa ini mendekati warna biru. Tanah yang sangat kelabu menandakan lapisan dan gejala gleisari, dalam mana Fe berbentuk ferro (M. Isa Darmawijaya, 1990).
Tanah yang drainasenya buruk hampir selalu berbecak-nacak (Monling) berwarna kelabu, coklat, merah atau kuning, terutama dalam zone fluktuasi bidang phreatis. Tanah basah tanpa bahan organik mempunyai warna kelabu sangat cerah, sedang adanya bahan organik warna kelabu makin basah makin kelam (M. Isa Darmawijaya, 1990).
Warna putih kadang-kadang terjadi karena pengaruh bahan induk seperti yang terdapat pada jenis tanah Litosol. Regosol dan Grumosol. Tidak adanya akumulasi bahan organik dalam tanah biasanya menunjukkan keadaan yang kurang baik bagi pertumbuhan tanaman dan jazad renik (M. Isa Darmawijaya, 1990).
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain (Bang jhen, 2009).
Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh padatanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara (Bang Jhen, 2009)














V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1 Tanah lokasi praktek dasar-dasar ilmu tanah yaitu tentang pengamatan profil tanah adalah tanah alluvial (Tanah endapan).
2 Tekstur tanah STQ yaitu bertekstur agak kasar (lempung berpasir) sehingga tidak cocok untuk membudidayakan suatu tanaman.
3 STQ termasuk dalam daerah tropika, karena temperaturnya sangat tinggi dan terdapat banyak tanah merah.
5.2 Saran
Saran saya agar praktek yang akan datang, diadakan di luar kota agar untuk mengatahui bentuk-bentuk tanah yang di sualwesi ini.






DAFTAR PUSTAKA
Anna K. Pairunan Yulius ddk, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNHAS, Makassar.
Bang Jhen, 2009. Tekstur Tanah. http://id.Blog archive. Com. Diakses tanggal 28 Januari 2010.

Djoko Mulyanto, 2009. Keragaman warna Tanah. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Didys Site, 2009. Tekstur Tanah. http://id.Multiply.com. Diakses tanggal 28 Januari 2010.

M. Isa Darmawijaya. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar